Cara membaca multimeter analog - Multimeter analog adalah sebuah alat ukur listrik yang berguna dalam berbagai kebutuhan elektrikal, seperti mengukur tegangan, arus, dan hambatan.
Seiring berkembangnya teknologi yang membuat multimeter tipe digital semakin populer, multimeter analog tetaplah menjadi pilihan bagi banyak orang karena dapat diandalkan pengukurannya yang lebih detail.
Namun, jika Hokiers ingin mengetahui cara membaca multimeter analog, Hokiers memerlukan pemahaman tentang beberapa fitur penting pada perangkat ini.
Di artikel singkat ini, Hokione akan menjelaskan cara membaca multimeter analog, sehingga Hokiers dapat menggunakannya dengan lebih efisien. .
1. Pembacaan DCV (Direct Current Voltage)
Melansir dari Kalibrasi, DCV adalah singkatan dari tegangan DC (Direct Current) alias tegangan searah, yang diukur dengan satuan volt. DCV digunakan ketika Hokiers ingin mengukur tegangan dari sumber DC, seperti:
-
Baterai
-
Charger
-
Perangkat sejenis lainnya
Pastikan posisi multimeter Hokiers diatur pada pengukuran DCV yang sesuai dengan kisaran tegangan yang diharapkan.
Tempatkan kabel probe merah ke terminal positif sumber listrik, dan kabel probe hitam ke terminal negatif. Jarum pada skala multimeter analog akan menunjukkan besaran tegangan.
2. Pembacaan ACV (Alternating Current Voltage)
ACV adalah tegangan AC (Alternating Current) atau tegangan bolak-balik, yang juga diukur dalam satuan volt. Tegangan ini biasa digunakan untuk mengukur sumber listrik seperti tegangan rumah, output trafo (transformator), atau sumber tegangan AC lainnya.
Saat mengukur ACV, langkah-langkahnya mirip dengan pengukuran tegangan DCV, tetapi pastikan Hokiers memilih mode AC pada multimeter.
Hubungkan kabel probe ke sumber listrik AC, dan jarum multimeter akan bergerak sesuai dengan besar tegangan AC.
Baca Juga: 3 Cara Mengukur Tegangan Listrik di Kantor atau Rumah Anda
3. Pembacaan Ohm (Resistansi)
Ohm merupakan satuan hambatan listrik, dan digunakan untuk mengukur resistansi pada sebuah komponen.
Pengaturan ohmmeter pada multimeter analog sangat berguna untuk mengecek apakah sebuah kabel dalam kondisi baik, atau untuk mencari tahu apakah ada bagian yang putus dalam sirkuit elektrikal.
Sebelum menggunakan mode ohm, pastikan multimeter analog sudah diatur pada skala resistansi yang tepat. Tempatkan kedua kabel probe di dua ujung komponen yang ingin diukur, lalu perhatikan pergerakan jarum pada skala resistansi.
Jika jarumnya tidak bergerak, itu artinya kabel atau komponen mungkin rusak.
4. Pembacaan DcmA (Direct Current milliAmpere)
Pengaturan DcmA digunakan untuk mengukur arus listrik DC (Direct Current) dalam satuan Ampere (A), milliampere (mA), atau mikro ampere (µA). Pengukuran arus DC ini biasanya dilakukan untuk memeriksa aliran listrik pada rangkaian elektronik.
Saat menggunakan mode ini, pastikan multimeter analog telah diatur pada pengaturan DcmA yang sesuai dengan kisaran arus yang diharapkan.
Hubungkan kabel probe ke sirkuit, dan multimeter akan menunjukkan besaran arus DC yang mengalir dalam satuan miliampere atau ampere.
Tertarik Memiliki Fluke 107 Multimeter? Cek di Hokione!
5. Pembacaan BUZZ (Buzzer)
Mode BUZZ pada multimeter analog memungkinkan Hokiers untuk mengecek hubungan antara dua titik dalam sebuah sirkuit.
Jika kabel probe merah dan hitam dihubungkan bersama, buzzer akan mengeluarkan bunyi yang menandakan bahwa terdapat hubungan dalam sirkuit tersebut. Mode ini sangat berguna untuk memeriksa seperti kabel yang putus atau komponen yang terhubung.
6. Menggunakan Lubang Probe dengan Benar
Pada multimeter analog, terdapat dua lubang tempat memasukkan kabel probe, yaitu lubang positif (umumnya warna merah) dan lubang negatif (umumnya warna hitam).
Saat menggunakan multimeter, penting untuk memasukkan probe pada lubang yang benar, kabel merah masuk ke lubang positif dan kabel hitam ke lubang negatif.
Baca Juga: Tempat Cari Alat Listrik Berkualitas dari Distributor Resmi di Indonesia
7. Pembacaan Jarum dan Skala pada Multimeter Analog
Setiap skala memiliki batas ukur tertentu, jadi Hokiers harus menyesuaikan pembacaan dengan skala yang sesuai pengukuran yang sedang dilakukan.
Misalnya, jika Hokiers sedang mengukur tegangan AC dengan skala maksimal 10 volt, perhatikan jarum bergerak di sepanjang skala tersebut.
Jika ingin mendapatkan hasil paling yang akurat, pastikan untuk menyesuaikan hasil pengukuran dengan batas skala yang digunakan.
Selain itu, Hokiers harus memperhatikan bahwa jarum pada multimeter analog mungkin tidak selalu bergerak dengan sangat presisi seperti pada perangkat multimeter digital. Oleh karena itu, lakukan pembacaan perangkat dengan teliti dan pastikan jarum sudah stabil sebelum mengambil sebuah hasil pengukuran.
Pahami Cara Membaca Multimeter Analog agar Pengukuran Lebih Efisien
Multimeter analog adalah alat ukur listrik yang sangat penting dalam dunia elektrikal. Multimeter tipe analog dan digital secara esensinya memiliki fungsi yang sama, tetapi cara penggunaannya yang berbeda.
Pahami konsep cara membaca multimeter analog yang tepat agar Hokiers dapat memanfaatkan perangkat ini dengan efektif.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Hokione? Kunjungi website kami! Hokiers yang ingin mencari produk atau berkonsultasi tentang berbagai alat elektrikal dapat menghubungi Hokione, kami siap membantu!
Masuk