Pentingnya Cara Kerja Kontaktor​ dalam Menjaga Listrik!

Written by Hokione on February 3, 2025
Pentingnya Cara Kerja Kontaktor​ dalam Menjaga Listrik!

Apakah Hokiers mengetahui tentang perangkat listrik kontaktor? Perangkat ini biasanya dapat Hokiers lihat pada aplikasi industri dan komersial untuk mengendalikan motor, pemanas, atau perangkat berdaya besar lainnya. 

 

Untuk memahami cara kerja kontaktor, Hokiers perlu membaca artikel dari Hokione ini, yang akan menjelaskan  komponen dalam kontaktor, perbedaan kontaktor berdasarkan arus, dan tentu saja, cara kerja kontaktor.

 

Komponen Utama pada Kontaktor

1. Kumparan/Elektromagnet

Kumparan adalah bagian penting dalam cara kerja kontaktor yang menghasilkan gaya untuk menutup kontak. Pada kontaktor, kumparan terdiri dari lilitan kawat di sekitar inti elektromagnetik, yang berfungsi mirip dengan magnet. Kumparan ini memiliki dua bagian, yaitu bagian tetap dan bagian bergerak yang dihubungkan dengan pegas.

 

Dalam mekanisme ini, ada batang yang disebut armature yang dihubungkan ke bagian bergerak. Ketika gaya dari kumparan lebih besar daripada gaya pegas, kontak akan terhubung. Sebaliknya, jika gaya pegas lebih besar, maka kontak akan terbuka kembali.

 

2. Kontak

Komponen kontak menjalankan fungsi penghantaran arus dalam cara kerja kontaktor. Ada beberapa jenis kontak pada kontaktor, yaitu auxiliary contact, power contact, dan contact spring.

 

3. Enclosure/Pelindung

Seperti namanya, enclosure berfungsi untuk melindungi komponen dalam kontaktor dari paparan debu, cuaca buruk, risiko ledakan, atau kontak dengan elemen minyak dan bahan berbahaya lainnya. Enclosure juga mencegah Hokiers menyentuh kontak secara langsung, yang dapat berbahaya.

 

Baca Juga: 3 Cara Mengukur Tegangan Listrik di Kantor atau Rumah Anda

 

Cara Kerja Kontaktor

1. Mengalirkan Arus Listrik dari Sirkuit Kontrol

Dikutip dari CHINT, arus dari sirkuit kontrol eksternal melewati kontaktor dan mengaliri kumparan elektromagnet. Kumparan ini kemudian menghasilkan medan magnet yang menarik armature.

 

2. Kontak Terhubung

Medan magnet dari kumparan akan mendorong kontak bergerak ke kontak tetap, sehingga sirkuit tertutup dan arus dapat mengalir ke beban yang ingin dihubungkan.

 

3. Mengalirkan Arus ke Beban

Setelah kontak tertutup, arus akan mengalir dari kontak menuju beban. Hal ini memungkinkan perangkat Hokiers, seperti motor atau pemanas, untuk menerima daya yang dibutuhkan.

 

4. Kontak Terbuka Kembali

Ketika arus pada kumparan dihentikan, medan magnet akan hilang. Dengan begitu, gaya pegas kembali lebih besar daripada gaya kumparan, sehingga armature kembali ke posisi semula dan membuka sirkuit.

 

Wajib Gunakan Alat Pelindung Diri saat Bekerja dengan Listrik! Cari Sesuai Kebutuhan di Hokione!

 

Perbedaan Cara Kerja Kontaktor AC dan DC

Walaupun secara umum kontaktor AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current) memiliki fungsi yang sama, Hokiers perlu mengetahui beberapa perbedaan penting dalam struktur dan cara kerja kontaktor tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kontaktor AC dan DC:

 

1. Material Inti Elektromagnet

Pada kontaktor AC, inti elektromagnet biasanya terbuat dari baja silikon berlapis yang dirancang untuk mengurangi kehilangan eddy current. Sedangkan pada kontaktor DC, inti elektromagnet terbuat dari baja lunak tanpa lapisan karena tidak ada eddy current yang perlu dikurangi.

 

2. Bentuk Inti Elektromagnet

Kontaktor AC umumnya memiliki inti elektromagnet berbentuk “E”, sedangkan kontaktor DC biasanya memiliki inti berbentuk “U”. Perbedaan bentuk ini membantu dalam mengoptimalkan medan magnet sesuai dengan jenis arus yang digunakan.

 

3. Cincin Hubung Singkat 

Pada kontaktor arus AC, terdapat cincin short circuit di ujung inti statis untuk menghilangkan getaran dan kebisingan yang disebabkan oleh elektromagnet. Sementara pada kontaktor DC, cincin ini tidak diperlukan karena tidak ada getaran dari arus AC.

 

4. Arus Awal dan Frekuensi Operasi 

Kontaktor AC memiliki arus awal yang tinggi dengan frekuensi operasi maksimal sekitar 600 kali per jam. Sedangkan kontaktor DC memiliki frekuensi operasi yang lebih tinggi, sekitar 1200 kali per jam, yang membuatnya lebih cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan pengoperasian berulang kali dalam waktu singkat.

 

5. Penghambat Lengkung 

Kontaktor DC menggunakan penghambat lengkung magnetik, sedangkan kontaktor AC menggunakan grid lengkung sebagai perangkat pemadam api. Penghambat ini penting untuk memastikan bahwa arus terputus dengan cepat dan juga aman.

 

Baca Juga: Tempat Cari Alat Listrik Berkualitas dari Distributor Resmi di Indonesia

 

Pilihlah Kontaktor yang Cocok dari Cara Kerjanya!

Memahami komponen kontaktor, cara kerja kontaktor, serta perbedaan antara kontaktor AC dan DC, sangat penting bagi Hokiers yang bekerja dalam bidang kelistrikan atau teknik kontrol. Karena dibekali dengan pengetahuan ini, Hokiers dapat memilih jenis kontaktor yang sesuai untuk berbagai penggunaan, sehingga menjaga sistem bekerja dengan optimal.


Hubungi Hokione untuk segala kebutuhan elektrikal Hokiers! Kami menyediakan ribuan produk, mulai dari alat listrik untuk hunian, solusi pencahayaan, hingga perangkat keamanan gedung. Tunggu apa lagi? Semua kebutuhan Hokiers ada di Hokione!