Apa itu arus listrik? Listrik menjadi temuan penting yang sangat membantu Hokiers di era modern ini. Arus listrik sendiri merujuk pada aliran partikel bermuatan listrik yang termasuk dalam fenomena dari ilmu fisika.
Mulai dari penerangan rumah tangga hingga otomatisasi dalam proses industri, arus listrik memainkan peran utama dalam memenuhi kebutuhan energi harian. Dalam artikel ini, mari pelajari mengenai definisi dari arus listrik, serta jenis dan contoh penggunaannya.
Pengertian Arus Listrik
Sebelum mengetahui contoh penggunaan arus listrik di kehidupan sehari-hari, mari simak pengertian arus listrik serta perbedaannya dengan tegangan.
1. Definisi Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang mengalir melalui penghantar listrik. Muatan yang dimaksud adalah elektron, yakni partikel yang membawa muatan positif atau negatif dan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Elektron berpindah dari satu titik ke titik lainnya di dalam suatu rangkaian tertutup sehingga membentuk arus listrik. Aliran elektron inilah yang menyebabkan terjadinya arus listrik.
Arus listrik juga merujuk pada aliran listrik dalam sirkuit dan jumlah listrik yang mengalir melalui sirkuit. Pengukuran arus listrik dilakukan dalam satuan ampere (A). Perlu diperhatikan bahwa makin besar nilai arus listrik dalam ampere, maka makin tinggi jumlah listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian.
2. Perbedaan Arus dan Tegangan
Pasti Hokiers pernah mendengar istilah tegangan. Pada prinsipnya, tegangan merupakan istilah lain yang digunakan terkait dengan aliran elektron dalam sebuah sirkuit, sama halnya seperti arus. Tegangan diukur dalam satuan volt (V).
Tegangan mengacu pada jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron yang mengalir. Di sisi lain, arus lebih mengacu pada aliran elektron itu sendiri. Sebagai contoh, makin tinggi tegangan, maka arus yang mengalir juga makin banyak. Sebaliknya, tegangan yang rendah menyebabkan arus yang lebih lambat.
Baca Juga : Apa itu MCB pada Listrik? Ketahui Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenisnya
Jenis Arus Listrik
Arus listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu arus searah (Direct Current/DC) dan arus bolak-balik (Alternating Current/AC). Berikut ini adalah jenis-jenis arus listrik yang perlu Anda pahami.
1. Arus Listrik Searah (DC)
Arus listrik searah atau direct current (DC) merujuk pada arus listrik yang mengalir dalam satu arah dan tidak berubah. Arus listrik searah biasanya dihasilkan oleh sumber listrik seperti baterai.
Arus listrik searah (DC) memiliki amplitudo tetap dan arah aliran yang sudah ditentukan. Sebagai contoh, +12V berarti tegangan sebesar 12 volt dengan arah positif, sedangkan -5V berarti tegangan 5 volt dengan arah negatif.
Umumnya, arus listrik DC dapat dihasilkan oleh pembangkit daya, dinamo, baterai, dan sel surya. Di Indonesia, arus listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Adapun contoh penggunaan arus listrik searah, seperti pada lampu senter, setrika, dan kipas angin bertenaga baterai. Bukan hanya itu saja, baterai lithium-ion yang digunakan pada mobil juga merupakan salah satu contoh arus listrik searah.
2. Arus Listrik Bolak-balik (AC)
Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) adalah kebalikan dari DC. Jenis arus listrik AC ini mengalir bolak-balik secara teratur. Akibatnya, tingkat tegangan juga berbalik arah seiring dengan arus.
Arus listrik bolak-balik (AC) dapat mengubah tegangan dan daya sehingga membuatnya lebih efisien dalam distribusi energi listrik jarak jauh. Maka dari itu, tak heran jika arus listrik AC digunakan untuk untuk mengalirkan arus listrik dibedakan baik di rumah tangga, gedung perkantoran, hingga industri. Adapun contoh penggunaan arus listrik bolak-balik, seperti pada lampu, mesin cuci, kipas angin, dan peralatan elektronik lainnya.
Baca Juga : 10 Jenis-Jenis Saklar dan Fungsinya!
Contoh Arus Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
Di era modern, arus listrik telah menjadi tulang punggung utama bagi keberlanjutan berbagai aspek kehidupan, mulai dari rumah tangga, perkantoran, hingga industri. Berikut ini adalah sejumlah contoh penggunaan arus listrik dalam kehidupan sehari-hari.
1. Penerangan rumah
Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari yang paling sering ditemui adalah penerangan rumah. Penerangan rumah sendiri menggunakan arus listrik bolak-balik (AC) yang disalurkan melalui instalasi listrik rumah. Sebagai contoh, penggunaan teknologi LED dan lampu hemat energi yang dapat memberikan penerangan optimal sekaligus memberikan efisiensi konsumsi energi.
2. Pengisian Baterai Gawai
Ketika mengisi baterai gawai, seperti smartphone atau laptop, arus listrik searah (DC) digunakan untuk mengisi daya baterai. Proses pengisian baterai pada charger umumnya melibatkan konversi arus listrik bolak-balik (AC) dari sumber daya listrik menjadi arus listrik searah (DC) yang dapat digunakan oleh baterai.
Selama proses pengisian ini terjadi transformasi energi yang melibatkan perubahan tegangan dan arus listrik, serta pengaturan mekanisme pengisian untuk mencegah overcharging atau overheating yang dapat merusak baterai.
3. Penggunaan Elektronik Rumah Tangga
Peralatan elektronik di rumah tangga seperti televisi, kipas angin, mesin cuci, dan microwave menggunakan aliran arus listrik secara bolak-balik untuk dapat bekerja. Arus listrik ini digunakan untuk menggerakkan motor, menghasilkan panas, atau menjalankan fungsi-fungsi lainnya sesuai dengan perangkat tersebut.
4. Otomatisasi Proses Industri
Industri masa kini telah mengadopsi otomatisasi proses menggunakan arus listrik. Mesin-mesin industri, conveyor, dan sistem produksi menggunakan arus listrik untuk otomatisasi yang efisien. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu mengefisiensi biaya operasional dengan meminimalkan keterlibatan pekerja dalam tugas rutin.
5. Pencahayaan Berbasis Sensor
Baik rumah tangga, perkantoran, dan industri, ketiganya dapat memanfaatkan teknologi pencahayaan berbasis sensor yang menggunakan arus listrik secara cerdas efisien. Sistem pencahayaan ini dapat mendeteksi kehadiran orang di ruangan dan mengatur intensitas cahaya secara otomatis. Hal ini membantu mengoptimalkan penggunaan tenaga listrik untuk pencahayaan, mengefisiensi konsumsi energi, dan memberikan lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Sebagai contoh, PIR sensors mendeteksi perubahan suhu yang disebabkan oleh gerakan manusia. Arus listrik DC digunakan untuk mengoperasikan sensor PIR dan mengirimkan sinyal ketika ada gerakan yang terdeteksi. Pyroelectric sensor yang menjadi inti dari sensor PIR ini menyebabkan pyroelectric sensor tersebut menghasilkan arus listrik.
6. Bola Lampu
Salah satu contoh penggunaan arus listrik yang sering dijumpai adalah penggunaan bola lampu. Baik itu lampu pijar konvensional maupun lampu LED modern, keduanya memerlukan arus listrik untuk menghasilkan cahaya. Biasanya, bola lampu terhubung ke sumber listrik melalui kabel listrik. Ketika saklar dinyalakan, arus listrik mengalir dari sumber listrik ke bola lampu melalui kabel.
Saat arus listrik mengalir melalui komponen seperti kawat di dalam bola lampu, energi listrik diubah menjadi energi cahaya dan panas, yang kemudian menghasilkan penerangan di sekitarnya.
7. Alat-alat Elektronik
Alat-alat elektronik seperti komputer, televisi, perangkat audio, dan perangkat elektronik lainnya di rumah menggunakan arus listrik untuk berfungsi.
Melalui pemahaman tentang apa itu arus listrik, Hokiers dapat lebih memahami seputar penggunaan energi harian yang efisien. Memiliki dua jenis arus listrik, arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak-balik (AC) menjadi kunci untuk mendukung berbagai aspek kehidupan modern.
Kunjungi Hokione sekarang untuk memastikan alat listrik berkualitas di hunian Anda dapat beroperasi dengan keamanan dan efisiensi yang optimal. Hokione menyediakan berbagai kebutuhan perangkat mekanikal dan elektrikal terlengkap yang didukung dengan teknologi mutakhir untuk sistem kelistrikan yang dapat diandalkan.
Jangan menunda lagi! Kunjungi Hokione sekarang dan buat hunian yang lebih modern, canggih, serta aman dengan alat kelistrikan berkualitas. Anda juga dapat menghubungi kami di sini.
Masuk